Mendikti: KSTI jadi awal pembuktian sains untuk industri dan ekonomi

Mendikti: KSTI jadi awal pembuktian sains untuk industri dan ekonomi

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan pagelaran Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 merupakan titik awal pembuktian sains untuk dapat menggerakkan industri dan memajukan ekonomi tanah air.

“KSTI ini bukan akhir ya. Setelah kita tutup ini bukan berakhir, tapi justru ini adalah awal bagaimana kerja-kerja besar, bagaimana kerja-kerja keras yang akan dilakukan oleh teman-teman peneliti, profesor, dosen-dosen bersama seluruh mahasiswa untuk membuktikan bahwa benar kita menguasai sains dan teknologi, bahwa benar sains dan teknologi itu bisa memberikan dampak lahirnya industri-industri berbasis sains dan teknologi,” katanya menutup gelaran KSTI 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung, Sabtu.

Menteri Brian menyebutkan berbagai kolaborasi lintas sektor yang terwujud melalui KSTI berhasil melahirkan sebuah peta jalan riset nasional.

“Sehingga, penelitian-penelitian ke depan, kajian-kajian di perguruan tinggi itu bisa betul-betul menjawab tantangan atau permasalahan yang ada di industri, yang ada di BUMN, di UMKM-UMKM, maupun di pemerintahan,” lanjutnya.

Melalui peta jalan yang terarah, Mantan Wakil Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) itu optimistis bahwa di masa depan, industri-industri berbasis sains dan teknologi bisa dilahirkan.

“Sehingga, apa yang kita harapkan bersama impor kita turun, kemudian produk-produk kita, ketergantungan kita terhadap luar negeri itu bisa berkurang, dan pada akhirnya semakin banyak industri di Indonesia. Tentunya, dari situ akan meningkatkan kesejahteraan bangsa kita,” ujarnya.

Brian juga menyampaikan pesan khusus Presiden RI Prabowo Subianto kepada seluruh talenta riset tanah air untuk dapat bahu-membahu membangun Indonesia melalui riset dan penguasaan teknologi.

Diketahui KSTI 2025 dilaksanakan pada 7-9 Agustus 2025. Kegiatan ini turut mengundang lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi di Indonesia serta 1.000 peneliti terbaik yang ada di Indonesia.

Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

nada4d

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*