
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat produksi perikanan budi daya berbasis teknologi untuk meningkatkan kuantitas tangkapan dan memastikan seluruh kegiatan perikanan berjalan sesuai prinsip berkelanjutan, inovatif, dan ramah lingkungan.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Tb Haeru Rahayu mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan peran teknologi dalam menaikkan produksi perikanan, mulai hulu hingga hilir.
“Penggunaan teknologi tidak hanya untuk meningkatkan jumlah produksi tapi juga memastikan kegiatan perikanan sesuai prinsip berkelanjutan,” kata Tebe dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Ia memaparkan, pemanfaatan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT) untuk pemantauan kualitas air, pakan otomatis, hingga penyediaan sarana dan prasarana budidaya serta pemasaran online, telah mendongkrak produktivitas akuakultur.
Dia menyebutkan program unggulan perikanan budi daya, memanfaatkan inovasi teknologi, diantaranya modeling budidaya udang berbasis kawasan (BUBK) di Kebumen.
“Kemudian ada juga modeling budidaya tilapia, rumput laut, lobster, dan kepiting,” kata Haeru.
KKP juga tengah menjalankan program revitalisasi lahan budidaya kurang produktif di sejumlah wilayah Jawa Barat, serta membangun Kampung Perikanan Budi Daya.
Dia menilai kolaborasi dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), perguruan tinggi, dan lembaga penelitian, dapat mendorong inovasi seperti varietas ikan tahan penyakit, pakan fungsional, hingga teknologi budidaya adaptif dan ramah lingkungan.
KKP berkomitmen mengoptimalkan potensi blue food sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan informasi Ocean Panel (2020) dan World Economic Forum (2021), blue food bukan sekadar sumber protein, tapi juga kaya mineral, vitamin, iodium, zat besi, kalsium, seng, dan Omega-3.
“Lebih dari 2.500 spesies biota laut berpotensi menjadi pangan berkelanjutan dengan jejak karbon rendah. Lebih dari 3 miliar orang bergantung pada blue food untuk protein dan nutrisi,” kata Haeru. Saat bersamaan, 800 juta rumah tangga menggantungkan mata pencaharian kepada sektor ini.
Melalui lima kebijakan Blue Economy, mulai dari perluasan kawasan konservasi hingga pengawasan pesisir dan pulau kecil, KKP memperkuat kapasitas nelayan dan pembudi daya dari hulu ke hilir.
Di hulu, KKP menyediakan benih unggul, modernisasi armada kapal, dan fasilitasi pembiayaan inklusif.
Di hilir, hilirisasi produk perikanan dan kampanye Gemarikan terus dibuat semakan gencar untuk meningkatkan konsumsi ikan nasional yang kini 25,19 kg per kapita.