Kemenag tetapkan enam grup kasidah tampil dalam STQH Nasional 2025 

Kemenag tetapkan enam grup kasidah tampil dalam STQH Nasional 2025 

Kementerian Agama menetapkan enam grup kasidah terbaik dalam Festival Seni Budaya Islam 2025, yang selanjutnya akan tampil pada Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 13–16 Oktober 2025.

“Kami ingin menghadirkan kasidah sebagai garda terdepan syiar Islam yang menyejukkan serta membangun harmoni,” ujar Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Zayadi saat dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu.

Enam grup tersebut adalah Bismillah (Bali), El-Lazka (Jawa Barat), Hidayatul Insan (Kalimantan Tengah), Kabupaten Tangerang (Banten), MAN Satoe Voice (Jawa Timur), dan Syaf An-Nur (Sumatra Utara). Penetapan dilakukan melalui seleksi berjenjang dari tingkat provinsi hingga nasional pada 4–8 September 2025.

Zayadi menjelaskan penilaian seleksi kasidah mencakup vokal, aransemen, penampilan, dan adab. Kriteria ini menilai kualitas suara, kreativitas, penguasaan panggung, serta kesantunan peserta.

“Proses ini melibatkan koordinasi juri agar standar penilaian tetap objektif,” kata dia.

Menurut Zayadi, festival ini menjadi ruang apresiasi sekaligus upaya mendidik generasi muda dan mendorong kolaborasi seniman.

“Setiap penampilan adalah kontribusi penting dalam memperkaya khazanah seni budaya Islam di Indonesia,” katanya.

Ia menambahkan, setiap provinsi memiliki kekhasan kasidah. Keanekaragaman itu menjadikan festival lebih kaya sekaligus sarana belajar antardaerah.

“Peserta seleksi ini berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari lembaga pendidikan, komunitas seni, hingga instansi pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa kasidah bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana pendidikan dan dakwah,” ujarnya.

Kepala Subdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam Kemenag Wida Sukmawati mengatakan selain enam besar, peserta dari 26 provinsi lain juga memberikan warna kompetisi melalui penampilan kasidah yang sarat pesan moral, spiritual, dan nilai kemanusiaan.

“Kami berharap setiap penampilan tidak hanya memukau dari segi seni, tetapi juga mampu menginspirasi masyarakat dalam menebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islami,” ujarnya.

Menurut Wida, juri juga memberi perhatian pada adab dan etika penampilan, yang dianggap sama pentingnya dengan vokal maupun aransemen musik.

“Hal ini bertujuan agar pesan yang disampaikan lebih menyentuh dan membangun karakter audiens,” kata dia.

Wida berharap syiar kasidah terus menggema, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Melalui kasidah, kata dia, nilai-nilai moral dan spiritual dapat tersampaikan dengan cara yang indah dan menyentuh hati masyarakat, sebagai simbol Islam yang damai, sejuk, dan harmonis.

Puncak Festival Seni Budaya Islam 2025 di Kendari akan mengusung tema Kasidah Kolaborasi, menghadirkan harmoni musik dan kreativitas dalam satu panggung.

Acara ini dirancang untuk menarik generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, agar ikut serta merasakan semangat kebersamaan serta nilai budaya Islam yang terkandung dalam kasidah.

slot gacor server thailand

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*