
Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) berkolaborasi dengan PT Anggana Catur Prima dan Association of Culinary Professionals (ACP) Indonesia menggelar kompetisi memasak antarpelajar SMA/SMK jurusan Tata Boga dengan tajuk “Koki Muda Koepoe Koepoe” untuk mengangkat subsektor kuliner sekaligus mengembangkan talenta memasak generasi muda.
“Dari 17 subsektor ekraf, kuliner masuk ke dalam 3 subsektor unggulan yang memberi dampak ekonomi kreatif signifikan di Indonesia. Dengan inisiatif Koki Muda Koepoe Koepoe ini tentu banyak sekali lapangan pekerjaan yang bisa diciptakan,” kata Wakil Menteri (Wamen) Ekraf, Irene Umar, dalam keterangan pers, Rabu.
Koki Muda Koepoe Koepoe merupakan kompetisi menciptakan makanan khas Indonesia secara kreatif, inovatif, dan kaya cita rasa dengan menggunakan berbagai rempah-rempah khas Indonesia dari Koepoe Koepoe.
Kompetisi ini melibatkan 45 sekolah dan 657 tim dari tiga kota yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta yang akan bertanding melewati babak Roadshow, Bigbang, dan Grand Final.
Direktur Kuliner Andy Ruswar mengatakan keberadaan Kompetisi Koki Muda Koepoe Koepoe bukan hanya mendidik dan mengangkat budaya bangsa, tetapi juga menguatkan perputaran ekonomi.
“Ada potensi besar dan persiapan talenta masak yang membentuk identitas maupun daya saing kuliner Indonesia ke kancah internasional. Ini juga menjadi upaya dari brand Koepoe Koepoe untuk melestarikan kekayaan cita rasa Indonesia sekaligus memperkenalkan rempah-rempah khas Indonesia kepada generasi muda,” ungkap Andy.
CEO PT Anggana Catur Prima Harry Widjaja dan Presiden ACP Indonesia Chef Rafael Triloko Basanto berharap kompetisi ini bisa menjadi ruang edukatif yang menginspirasi para calon chef muda untuk mengenal lebih dalam tentang rempah-rempah Indonesia, dan ruang kompetisi yang sehat, edukatif, dan bergengsi untuk melahirkan pelajar-pelajar berprestasi di bidang kuliner.
Selaras dengan pernyataan tersebut, salah satu juri Kompetisi Koki Muda Koepoe Koepoe Chef Ronald Tekilov mengungkap bahwa kompetisi ini menjadi suatu langkah penting untuk regenerasi chef Indonesia yang punya rasa, punya karakter, dan bangga akan identitasnya.
Dorongan dari Kementerian Ekraf akan membuat kolaborasi hexahelix bisa berjalan antara dunia usaha, pendidikan, dan pejuang ekraf sehingga mampu memperkuat ekosistem ekonomi kreatif tanah air.